Kamis, 13 November 2014

dwi andari

entah apa yang kumau

...entah apa yang kumau


terkadang aku merindumu
ingin bertemu, lepaskan rasa yang terpendam
teriakan berjuta tanya yang tak pernah kau jawab
dan acapkali aku ingin membalasmu
lunaskan hutang piutang karma kita

ahh..
bukankah dunia begitu lebarnya
dan kita,
tak akan mungkin berpapasan sua
pun bila dunia hanya selebar daun kelor
aku yakin kita
tetap tak kan kembali berjumpa karena
disisa takdir aku tak lagi ada kamu

entah apa yang ku mau...
bertemu dan lunaskan hutang piutang karma, atau...
tak pernah lagi bertemu meski hanya sekelebat lewat


Dak, 2014
sungguh yang tak termaafkan mengganjal sesak rasa



Senin, 26 Mei 2014

another kepulangan


firasatkah?..
seminggu lebih rasa ga enak ini
mengganggu, mengusik sesak
hadirkan kosong

...setiap yg hidup akan mati
tak ada yg kekal didunia ini

Selamat jalant lek Nuk
Damailah dikedamaian abadimu

.....

Adikadikku...
jangan larut dalam duka
hanya akan membuatnya terluka
tegarlah saja
buktikan bisa
taklukan hidup
jalani yang mesti dilalui

mama tak lagi ada disampingmu, tapi
tetap ada dihati, temani
langkahlangkahmu
merajut mimpi menguntai asa


Dak , 23 Mei 2014
untuk Dinar, Rizky & Haikal

Rabu, 26 Maret 2014

bukan pelesiran biasa


Bukan plesiran biasa



HONG KONG merupakan koloni Britania, setelah Perang Opium pada abad ke-19. Pada masa lalu, sekitar abad 16, Hong Kong juga kerap disebut-sebut sebagai kerajaan penyamun. Kata Hong Kong berasal dari kata ‘heung’ yang berarti pelabuhan dan ‘kong’ adalah harum, “pelabuhan harum”. Orang-orang Kanton biasa menyebut dengan istilah ‘heung gong’ yang berarti “pelabuhan semerbak”.

Kini setelah memasuki zaman millenium, Hong Kong berubah sibuk; menjadi pusat keuangan, perdagangan, pariwisata, logistik dan pelayaran internasional. Seperti halnya Jepang dan negara-negara maju lainnya di dunia. Pesona Hong Kong pada malam lampu-lampu berkelip di seluruh kota. Sangat cantik.

Harry, tour guide kami mengatakan, bahwa di Hong Kong semua harus bekerja keras, karena beaya hidup sangat tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tak bisa hanya mengandalkan suami, juga sebaliknya istri. Maka di Hong Kong sangat jarang ditemukan pengemis dan preman. Hampir rata-rata penduduk Hong Kong adalah pekerja keras. Mereka taat aturan juga sadar hukum. Itulah mengapa Hong Kong sekarang menjadi kota yang bersih, teratur dan indah.

Berbeda di Macau. Warga Kota Seribu Kasino ini justru mendapat perhatian lebih dari pemerintahnya. Selain mendapat uang santunan hidup tiap bulan dari hasil keuntungan Kasino; pemerintahnya juga membeayai dan mewajibkan anak-anak bersekolah. Jika terdapat anak-anak malas sekolah, mereka akan didatangi dan diminta bersekolah. Pun begitu penduduk Macau tak lantas jadi pemalas dengan mengandalkan uang santunan dari pemerintahnya. Anehnya di Macau, saya tidak melihat penduduknya murah senyum. Justru yang terlihat banyak orang-orang tua yang masih bekerja. Mereka juga terlihat baik-baik saja.

Lagi-lagi yang membuat saya heran plus kagum pada pemerintah Macau, masyarakat di sana hanya mengeluarkan uang $100−jika dirupiahkan setara dengan 150.000 rupiah−perhari ketika harus berurusan dengan pihak rumah sakit. Apapun keluhannya, bahkan ketika harus dioperasi, dirawat di ICU; atau bahkan kemo therapy, mereka tidak dibeban-pusingkan soal beaya. Ini karena berapapun sisa pembayarannya ditanggung oleh pemerintah.

Ini perjalanan tak terlupakan. Meski hanya beberapa hari di Hongkong dan Macau, namun wawasan yang saya dapat begitu berharga. Saya bangga bersama Combiphar dan mendapat perhatian  penghargaan atas kerja saya. Melalui Program Trip Reward pengalaman juga pengetahuan makin bertambah. dan yang membuat saya lebih berbahagia, dapat bertemu lagi dengan teman lama dari Combiphar yang sempat keluar dan kini bergabung kembali di Combiphar. Selain itu punya banyak kawan baru dari divisi dan cabang lain. Kami saling berbagi cerita gembira, pun mengukir kenangan indah tentang perjalanan yang berkesan sangat ini.

“Award are good but rewards are better”, Santosh Kalwar.

By. Dwi Andari
Penulis adalah Star Employee 2013

Award are good but Rewards are better.
HongKong – Macau Trip Reward Combiphar 9-13 Maret 2014.






###....###....###

Selasa kedua di bulan ketiga
semi masih hembuskan sisa dingin
dalam dekapan ketat angin
empat lima menit rasa seabad

arungi liuk riak ombak yang menghijau
hutan beton Hongkong mulai tertinggal
dalam selimut kabut siang
kapal-kapal indah laksana lukisan

erat, kubersedekap
coba berdamai dengan gigil
aneh, hati terasa hangat
pun ribuan anganan imaji meng_asa

ah sobat, andai kalian di sini
temaniku nikmati perjalanan ini
mengukir cerita dalam tawa canda
seperti biasa kita di Jakarta…


Dak, 11.3.2014
Menuju Makau

Dedicate to Ajenk, Wati, Cia, Janah, Mira, & mba Sur
@next trip reward combi, berharap kalian bisa pergi.

Minggu, 23 Maret 2014

tentang 99 rindu

dan rindu ini mendesakku untuk dituliskan, agar
terbaca dan kau tau
pun sedikit bisa rasakan
sedasyat apa dentumannya, menyiksa
hasrat inginku
sesegera bisa bertemu denganmu

ahh..
mendadak terlintas ingin
membuat 99 puisi rindu
teruntukmu saja

bisa ga ya?...


Dak, Mar 2014

Rabu, 05 Februari 2014

tired

luarbiasa tired....
untung liat bulan sepenggal
yang bias redup sinarnya
menenangkan

ahh, pasti kau ada disana
tinggi jauh diatas sana
mengintip resah lelahku
sembari yel-yelkan "semangat andari...cayoooo..!! "
yang kau kirim lewat tebaran
sinar bulan 


* edisi pegel otak,
if kalau jika bahasa beribet
yaa mohon di-permaklum hehehe
— feeling tired.

Selasa, 21 Januari 2014

Hujan Januari


Hujannya berformalin jadi awet banget...

ini si Zeus yg lagi show up sama tongkat petirnya, apa...
Poseidon yang iseng mainmain sama trisulanya ya?
hmm atau malah janganjangan Dementer yang salah ngatur musim??..

jadi mumet saya..

tapi yang pasti karena manusia yang buang sampah sembarangan 

dan kerakusannya hingga menggunduli alam... 
jadi hujan tak lagi bisa tertampung serap tanah
akibatkan banjir dimanamana 
( ini menurut sangkaan yakin saya )

duhh...


.............

beberapa hari terakhir ini memang untuk sampe kantor pun untuk kembali pulang kerumah dibutuhkan waktu, ongkos dan kesabaran yang double double ekstra

karena banjir dimanamana...

Hebatnya dengan ongkos yang bisa bengkak sampai 4X normal itu 
dan waktu perjalanan yg berlipat pula ( biasa 2 jam bisa 3 jam paling cepat ) tidak dibarengi dengan kebijakan perusahaan... 
karna telat tetap potong uang transportasi!

Duhh, kebayang dech, gajian bulan besok cuma gapok plus dikit tambahan uang transport yang ga kepotong. secara dua minggu ini cuma sehari ga telatnya meski dari rumah sudah jam 6 pagi.

ahh, jadi inget puisinya bapak Sapardi " Hujan Bulan Juni "
iya, ini Januari...tapi kayanya ketabahan hujan di bulan Juni masih kalah jauh sama hujan di Januari deh hehehhe  hikksss


Dak, Januari 2014 



Rabu, 15 Januari 2014

capek ati

pada akhirnya setiap usaha atau apapun yang kita lakukan mungkin memang ada titik lelahnya.

aneh saja jika kita dituntut untuk selalu dapat mengerti tapi yang kita mengerti ga mau mengerti balik kita, atau setidaknya menghargai apa yang sudah kita lakukan.
pun bahkan malah menuduh macam-macam 

ada saat dimana saya terpaksa dipaksa keadaan untuk diam menerima sebuah tuduhan, hanya karena kalau saya bicara dan beberkan kebenaran yang didukung berdasarkan data pula, maka beberapa orang pasti dipecat dan mereka punya keluarga yg harus diberi nafkah, 
saya dipaksa mengerti dan membiarkan nama saya jelek meski merekalah yang salah. lucunya lagi mereka menganggap itu bukan apa-apa.

ya fakta yang saya tahu memang begitu, mereka (dengan semua alasan yang mereka punya) yang merasa terzolimi ga sadar atau pura-pura ga sadar telah pula menzolimi orang lain didekatnya.

saat ini ada lelah
duhh, haruskah saya meledak saat ini?...
atau terus mencoba mengerti mereka seperti yang sudah-sudah, tak peduli sepait apa empedu yang selalu harus saya telan sendiri.
ahh..
luarbiasa capek sekali kali ini


15 Jan 14