Senin, 26 Agustus 2013

my cerpen tersangkut di urat kecil menuju otakku

"aku mati saja..." kataku dingin tanpa ekspresi, bahkan tanpa dipikir. kata-kata itu terucap lancar keluar bagai air bah yang mengalir menerjang dengan ketenangannya.

dia tampak terkejut lalu berusaha tutupi gugup
"sayang, apa kamu tak beragama?..."
aku hanya kembali menatapnya kosong dan..  " apa abang punya?.. "
lalu hening dan kami terdiam dalam pikiran juga anganan masing-masing
lima sepuluh dualima bahkan dua jam berlalu dan kita tetap mematung

akhirnya lelaki ini nyalakan mesin mobil dan perlahan majukan kendaraan berjalan menuju arah pulang.
kami masih saja ditikam hening sampai akhirnya dia menghela nafas panjang sebelum bicara
" tidak...kamu tidak boleh mati. yang salah adalah aku bukan kamu "
entah kenapa aku hanya menanggapinya dengan memandang wajah dingin disampingku itu
" kalau begitu, abang saja yang mati..."

mobil merem mendadak dan dia menatapku tajam sangat, ya lelaki bajingan yang kucintai ini  pasti sama sepertiku tak mengira jawabanku akan sesadis seperti itu.
" aku.. " kataku sebelum sempat kau bicara
" aku tak ingin kita terpisah karena penghianatan, aku lebih memilih kita terpisah karena kematian, jadi jika kau tak ingin aku mati karena penghianatanmu...maka kau matilah saja karena kesalahanmu itu."

dia hanya tertegun dan menjalankan laju mobilnya kembali 
perlahan lalu cepat dan semakin cepat membelah jalan
" ya..." kataku
" akan lebih baik jika kita mati bersama..."


Dak

duhh, kapan ya ini cerpen bisa gue selesaikan  :(

Dak, agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar